Login

Cari Artikel

Kepemimpinan Digital di Era Transformasi Tekhnologi


Perkembangan zaman yang semakin digital dan modern menuntut pola perubahan dalam gaya kepemimpinan. Pola pola tradisional dan konvensional dalam memimpin mulai ditinggalkan. Sekarang para pemimpin harus mulai berbenah diri dengan memahami bagaimana “Digital Leaderships” atau kepemimpinan digital yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi transisi dan juga perubahan dunia yang sangat cepat. 

Dalam artikel tersebut juga disebutkan bagaimana digital skill mutlak dibutuhkan bagi setiap perangkat organisasi, lembaga pemerintahan, perusahaan jika mereka  ingin bertahan dan bahkan mampu unggu di era digital ini. 


Dunia saat ini sedang menghadapi era disrupsi. Menurut Kasali, disrupsi adalah sebuah inovasi, yang akan menggantikan semua sistem lama atau manual dengan sistem baru atau otomatis. Banyak pihak beranggapan bahwa era disrupsi merupakan sebuah ancaman bagi elemen organisasi baik perusahaan maupun organisasi nirlaba termasuk pemerintahan. 

Namun ada pula pihak yang menyatakan bahwa kondisi yang sedang terjadi ini merupakan sebuah peluang yang dapat memberikan suatu kondisi yang lebih baik di masa yang akan datang. 


Banyak perusahaan yang tidak mampu bertransformasi dalam strategi dan operasionalnya sehingga mereka keluar dari dunia bisnisnya. Kunci untuk menghadapi kondisi ini adalah pada keahlian dan agility dari pemimpin organisasi, yang menjadi sebuah faktor dan syarat mutlak untuk meningkatkan kemampuan pemimpin tersebut dalam menjalankan agar tidak mengalami penurunan atau bahkan declining . 


Kekinian pemimpin perusahaan menghadapi eskalasi dalam meningkatkan jangkauan global perusahaan karena mereka melakukan bisnis secara global, dan  melakukan inovasi berbasis teknologi informasi. Saat ini kepemimpin harus beranjak dari konsep kepemimpinan tradisional dan menggunakan gaya kepemimpinan baru yaitu kepemimpinan digital yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Kepemimpinan berarti kemampuan mengpengaruhi atau menggerakkan SDM atau interaksi antara pemimpin dan pengikutnya di mana pemimpin membimbing dan mengawasi pengikutnya untuk melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang untuk bekerja mencapai tujuan kelompok, organisasi, atau mungkin juga tujuan pribadi pemimpin itu sendiri. 


Jika kita telusuri berbagai literature maka kita akan menemukan bahwa sebenarnya e-leadership atau kepemimpinan elektronik awalnya diperkenalkan oleh Avolio, Kahai, dan Dodge melalui artikel ilmiah berjudul E-leadership: Implications for Theory, Research, and Practice yang terbit di jurnal ilmiah Leadership Quarterly tahun 2000.  Dalam artikel tersebut ditulis secara jelas bahwa yang menjadi faktor penting kepemimpinan di era digital itu, e-leadership terjadi dalam konteks e-environment di mana pekerjaan dilakukan melalui teknologi informasi melalu berbagai perangkat elektronik seperti internet. 

Dalam kepemimpinan digital tidak hanya komunikasi tetapi tetapi berbagai kemampuan tetmasuk enyebaran informasi antara pengikut dan pemimpin juga terjadi melalui media elektronik ataupun secara digital sehingga pemimpin disebut sebagai e-leader atau pemimpin virtual. Pendekatan kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin virtual, disebut e-leadership yaitu kwpempinan yang berbasis teknologi informasi. 


Pemimpin virtual adalah pemimpin yang mengarahkam pegawainya secara virtual untuk melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan pekerjaan mereka, untuk menemukan bisnis baru, untuk berkomunikasi dengan pengikut mereka. pola komunikasi lama berupa tatap muka diganti dengan media elektronik. 

Saat ini dalam dunia bisnis E-leadership sudah sangat banyak kita temukan terutama dalam bisnis yang dilaksanakan secara digital atau e-business. E-leadership yang juga disebut kepemimpinan virtual dan itu menggantikan kepemimpinan tradisional yang dianggap tidak lagi berada pada masanya ataupun sudah kadaluarsa, hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat. 


Dalam e-leaderships pertemuan antara pemimpin dengan para pegawainya menjadi jarang secara luring, namun bentuk komunikasi intens dilakukan secara daring bahkan perencanaan dan fungsi pengawasa juga dilakukan secara digital. Pemimpin digital atau e-leaderships harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang melalui media elektronik secara efektif. 

Kemampuan komunikasi secara virtual ini menjadi kunci utama bagi efektifitas kepemimpinan digital. Sehingga pemimpin digital dituntut buntuk menguasai teknologi secara purna dan juga dituntut untuk piawai dalam berkomunikasi secara virtual. Tentu semua kemampuan tersebut harus terlatih dengan baik. 


Bagi pemimpin yang terbiasa dengan komunikasi secara langsung tentu pada awalnya akan terkendala jika harus melakukan komunikasi secara virtual namun jika hendak efektif dalam kepemimpinan digital maka mau tak mau kemampuan komunikasi secara virtual harus ditingkatkan.  Awalnya membangun kepercayaan dengan pengikut dalam komunikasi virtual tentu agak sulit. Digital informasi atau Komunikasi virtual yang baik juga harus mampu memotivasi, menginspirasi orang-orang, dan mengilhami mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam situasi virtual karena dia tidak dapat melihat reaksi dan ekspresi mereka 

tentang arahan dan bimbingannya. Selain komunikasi virtual yang dapat dilakukan secara efektif, pemimpin virtual juga harus dapat mengarahkan dan membimbing para pengikutnya atau pegawainya secara virtual. 


Dalam kajian ini kita akan melihat beberapa perbedaan antara e-leadership dengan kepemimpinan tradisional, sehingga diperlukan ketrampilan khusus untuk menjadi sukses dalam menjadi e-leaderships.  Adapun kebutuhan khusus yang diperlukan untuk menjadi e-leaderships adalah:

1. Kemampuan berkomunikasi secara digital atau virtual. Dalam kepemimpinan digital hampir seluruh komunikasi dilakukan secara digital atau virtual dan sangat sedikit dilakukan secara tatap muka. Ini tentunya sangat berbeda dengan kepemimpinan tadisional yang berbasis tatap muka. Untuk mensuksskan komunikasi virtual dapat dibantu oleh bebrbagai aplikasi seperti google meet, zoom meet, Whatsapp, email dan lain lain. Kemampuan mengunakan media sosial. Sosial media seperti facebook, twitter, instagram, dan lain juga harus dapat digunakan oleh para pemimpin untuk memimpin pengikut mereka sehingga mereka harus memiliki keterampilan untuk menguasai media sosial ini secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi mereka.


2. Pemimpin digital harus memiliki sensitivitas yang tinggi. Dalam hal pemimpin kepemimpinan tradisional pengikutnya dapat dikomunikasikan secara tatap muka , sehingga pemimpin dengan mudah dapat merasakan suasana hati dan kebatinan anggotanya. Namun dalam kepemimpinan digita sulit untuk bisa mengankap nuansa yang dirasakan oleh pengikut virtualnya. Sehingga pemimpin digital harus memiliki sensitivitas yang lebih tinggi guna menangkap respons psikologis para pengikutnya. Hal ini penting dalam merumuskan berbagai kebijakan demi kepentingan anggotanya dan juga kepentingan perusahaan. 

3. Pemimpin digital harus memiliki  yang tinggi. Kompetensi utama yang harus dimiliki oleh pemimpin digital adalah pengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi modern dan harus terus mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. 


4. Dalam kepemimpianan digital tidak terlalu membutuhkan tempat atau kantor. Dalam e-leadership, bisa bekerja di mana saja, berkomunikasi dari rumah ke rumah atau kontar atau pun luar negeri dengan cepat.

5. Dalam kepemimpinan tradisional semua anggota biasanya hanya tersedia selama 8 atau lelih di waktu jam kantor tetapi anggota e-leadership tersedia bahkan di luar jam kerja, 24 jam sehari 7 hari seminggu.

Nah dari tulisan diatas yang kami rangkum dari berbagai sumber tentunya kita sudah dapat memahami bagaimana pentingnya e-leaderships di era yang penuh dengan kemajuan teknologi informasi,. Selanjutnya terpulang kepada kita apakah kita ingin bertahan dengan kepemimpinan tradisional ditengah kemajuan teknologi atau sebaliknya kita segera bertransformasi menuju digital leaderships agar kita dapat bersaing dan juga bersanding dengan berbagai perusahan lainnya yang sudah mengadopsi e-leaderships. Kita jangan sampai tertinggal jauh dari ojek online, grabb online atau juga beberapa perusahaan yang sudah melakukan e-marketing yang semuanya berbasis e-leaderships. Salam Leadership. (FM)



Post a Comment

Form WhatsApp

NB : Tidak semua perangkan mendukung sistem Pendaftaran dengan form ini, jika anda mendapatkan masalah klik - Hubungi Kami!

Kirim