Login

Cari Artikel

Berpikir Lateral: Memecahkan Masalah dengan Pendekatan yang Berbeda


OLG Indonesia, Edward de Bono seorang penemu dalam metode berpikir “Lateral” yang sangat terkenal, konsepnya adalah adalah berpikir dengan jalan yang berbeda secara umum. Edward De Bono lahir dalam keluarga bangsawan Malta. Ayahnya adalah seorang dokter hebat dan ibunya adalah seorang jurnalis intelektual. Edward de Bonoa belajar di St. Edward's College di Malta. Selama masa kuliah dia dijuluki se 'jenius', dan lulus pada usia 15 tahun dan kemudian memperoleh gelar kedokteran dari University of Malta.

Edward De Bono adalah Rhodes Scholar di Christ Church, Oxford di mana dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dan fisiologi. Selanjutnya dengan mudah meraih Ph.D. gelar dan gelar D. Phil dalam bidang kedokteran dari Trinity College, Dia juga berhak atas gelar D. Des (Doctor of Design) dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), dan gelar LL.D. gelar dari Universitas Dundee. 


Temuan yang sangat terkenal dari Edward de Bono adalah model berpikir lateral yaitu cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk berbagai masalah dengan metode yang berbeda dengan metode yang digunakan secara umum, biasanya cara ini akan diabaikan oleh pemikiran logis.

Edward De Bono menjelaskan suatu konsep pemikiran dalam penyelesaian maslah yang sangat berbeda dari berpikir vertical yang umum dianut oleh pemikir logis. Dalam referensi dijelaskan bahwa berpikir vertikal adalah cara berpikir yang tradisional atau logis. Dalam berpikir secara vertikal solusi terhadap suatu persoalan akan di pandang dengan logika kewajaran dari masalah atau situasi dan pandangan hanya didasarkan pada melalui persolan yang dihadapi. Disini jalan keluarnya adalah jalan yang sangat umum. sementara berpikir lateral dia menjelaskan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda dengan cara mengeksplorasi berbagai pendekatan alternative untuk menemukan solusi yang menantang. Dia tidak sekedar menggunakan solusi standard an umum yang tampaknya paling potensial untuk menyelesaikan masalah. Pemikiran Edward De Bono sejatinya tidak bertentangan dengan pemikiran vertical secara umum, namun dia lebih percaya bahwa berpikir lateral sebagai proses yang melengkapi pola piker vertical sehingga membuat solusi lain lebih solutif dan kreatif dengan alternative yang lebih ekstrime dan menantang.

Berpikir lateral dan berpikir vertikal memiliki beberapa perbedaan. Dalam berpikir lateral menggunakan Edward menggunakan beberapa konsep sebagai landasan utamanya yaitu 1, alternatif yaitu memikirkan banyak cara di luar pendekatan yang jelas. 2, nonsequentiality yaitu melompat keluar dari kerangka referensi atau bekerja dari beberapa titik dan menghubungkan mereka bersama-sama. 3. Proses seleksi yaitu berpikir di luar perkembangan logis ke jalur yang mungkin tampak salah dan 4. Perhatian yaitu focus berrgeser dari fokus perhatian langsung.

Teori ini dikembangkan oleh Edwar de Bono dengan cara berpikir lateral yang kreatif. Selain Edward de Bono ada juga Teori Gestalt Max Wertheimer yang bermaksud untuk pemain untuk mendapatkan melalui gangguan dengan berbicara pandangan secara lebih luas atau makro  dari suau masalah. Demikian juga teori Irving Orisinalitas Maltzman. Teori ini menyatakan bahwa orisinalitas seseorang dapat diperkuat melalui latihan dalam membangun hasil yang unik dan spesifik dan tidak bersifat umum. Sementara De Bono tidak menggali ke dalam namun memicu orisinalitas dari sebuah persolan dia lebih banyak mendorong konstruksi pemikiran baru yang sangat berbeda.

Dalam Berpikir lateral (Lateral thinking) sering digunakan untuk memecahkan masalah dengan pendekatan yang berbeda. Tidak seperti pendekatan berpikir vertikal, yang memecahkan masalah dengan berpikir logis dan selalu benar setiap langkah, lateral thinking menggunakan pendekatan yang sama sekali baru. Berpikir logis untuk sementara disingkirkan, ide-ide dihasilkan dengan mengatur ulang informasi secara spesifik dengan pola direstrukturisasi. Sebagai contoh untuk membedakan dalam konsep berpikir vertical dan lateral contoh, seseorang, sebut saja namanya A, menggali sumur. Setelah menggali sampai kedalaman empat meter, ia belum menemukan air. Ia memutuskan untuk menggali lebih dalam. Kemudian di kedalaman lima meter, ia menemukan air. Ketika si A memutuskan menggali sumur lebih dalam dan menemukan air pada kedalaman lima meter, ini menandakan bahwa dia menggunakan pola pikir secara vertikal. Yakni dia berhasil menemukan air dengan cara menggali sumur yang lebih dalam.

Sementara berpikir vertikal berbeda dengan lateral thinking. Dalam contoh si A menggali sumur sampai ke dalaman empat meter dan belum menemukan air, maka ia memutuskan untuk berhenti menggali. Dan ia memutuskan untuk menggali sumur pada lokasi yang baru dan menemukan air di kedalaman tiga meter. Ini adalah konsep menggunakan pikiran lateral.


Model berpikir lateral hakikatnya prinsipnya, adalah melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Masalah tidak dipecahkan dengan metode yang sama dengan metode secara umum. Metode lama ditinggalkan dan metode baru dicoba. Dalam model Lateral thinking bukanlah suatu pola alamiah. IModel ini merupakan cara kerja pikiran, diamana bila pikiran menerima informasi maka informasi tersebut akan membentuk suatu pola. Kenudian bila pola telah terbentuk dan pola itu kuat, maka pola itu akan cenderung diikuti dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Dalam metode dan cara kerja pikiran ketika pikiran menerima metode tertentu dalam memecahkan masalah dan metode itu sering digunakan, maka pola itu akan terbentuk. Disini respon pikiran ketika masalah baru muncul, maka masalah akan dipecahkan dengan metode yang sama yang telah dibentuk oleh pola pikiran. Dalam lateral thinking dijelaskan beberapa teknik untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan baru untuk menyelesaikan masalah. Namun walaupun tekniknya berbeda, pada hakikatnya, pola tersebut sudah eksis direstrukturisasi dengan mengatur informasi secara spesifik untuk menghasilkan berbagai solusi yang kreatif dan tidak bersifat vertical.

Secara nyata ide ide baru tidak otomatis dapat memecahkan berbagai masalah, disini diperlukan proses berpikir lain sehingga ide atau gagasan baru dapat diimplementasikan dan memberi solusi untuk memecahkan masalah secara baik. lateral thinking bukan proses berpikir yang alami, namun berpikir lateral dan tidak terlalu sulit. Prinsip-prinsip lateral thinking akan menghasilkan ide-ide baru untuk memecahkan masalah dalam organisasi, lembaga kemasyarakatan bahkan berbagai masalah dunia sebagai upaya menemukan solusi terbaik.  

Salam Leadership. (FM) seorang penemu dalam metode berpikir “Lateral” yang sangat terkenal, konsepnya adalah adalah berpikir dengan jalan yang berbeda secara umum. Edward De Bono lahir dalam keluarga bangsawan Malta. Ayahnya adalah seorang dokter hebat dan ibunya adalah seorang jurnalis intelektual. Edward de Bonoa belajar di St. Edward's College di Malta. Selama masa kuliah dia dijuluki se 'jenius', dan lulus pada usia 15 tahun dan kemudian memperoleh gelar kedokteran dari University of Malta.

Edward De Bono adalah Rhodes Scholar di Christ Church, Oxford di mana dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dan fisiologi. Selanjutnya dengan mudah meraih Ph.D. gelar dan gelar D. Phil dalam bidang kedokteran dari Trinity College, Dia juga berhak atas gelar D. Des (Doctor of Design) dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), dan gelar LL.D. gelar dari Universitas Dundee. 


Temuan yang sangat terkenal dari Edward de Bono adalah model berpikir lateral yaitu cara berpikir yang berusaha mencari solusi untuk berbagai masalah dengan metode yang berbeda dengan metode yang digunakan secara umum, biasanya cara ini akan diabaikan oleh pemikiran logis.

Edward De Bono menjelaskan suatu konsep pemikiran dalam penyelesaian maslah yang sangat berbeda dari berpikir vertical yang umum dianut oleh pemikir logis. Dalam referensi dijelaskan bahwa berpikir vertikal adalah cara berpikir yang tradisional atau logis. Dalam berpikir secara vertikal solusi terhadap suatu persoalan akan di pandang dengan logika kewajaran dari masalah atau situasi dan pandangan hanya didasarkan pada melalui persolan yang dihadapi. Disini jalan keluarnya adalah jalan yang sangat umum. sementara berpikir lateral dia menjelaskan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda dengan cara mengeksplorasi berbagai pendekatan alternative untuk menemukan solusi yang menantang. Dia tidak sekedar menggunakan solusi standard an umum yang tampaknya paling potensial untuk menyelesaikan masalah. Pemikiran Edward De Bono sejatinya tidak bertentangan dengan pemikiran vertical secara umum, namun dia lebih percaya bahwa berpikir lateral sebagai proses yang melengkapi pola piker vertical sehingga membuat solusi lain lebih solutif dan kreatif dengan alternative yang lebih ekstrime dan menantang.

Berpikir lateral dan berpikir vertikal memiliki beberapa perbedaan. Dalam berpikir lateral menggunakan Edward menggunakan beberapa konsep sebagai landasan utamanya yaitu 1, alternatif yaitu memikirkan banyak cara di luar pendekatan yang jelas. 2, nonsequentiality yaitu melompat keluar dari kerangka referensi atau bekerja dari beberapa titik dan menghubungkan mereka bersama-sama. 3. Proses seleksi yaitu berpikir di luar perkembangan logis ke jalur yang mungkin tampak salah dan 4. Perhatian yaitu focus berrgeser dari fokus perhatian langsung.

Teori ini dikembangkan oleh Edwar de Bono dengan cara berpikir lateral yang kreatif. Selain Edward de Bono ada juga Teori Gestalt Max Wertheimer yang bermaksud untuk pemain untuk mendapatkan melalui gangguan dengan berbicara pandangan secara lebih luas atau makro  dari suau masalah. Demikian juga teori Irving Orisinalitas Maltzman. Teori ini menyatakan bahwa orisinalitas seseorang dapat diperkuat melalui latihan dalam membangun hasil yang unik dan spesifik dan tidak bersifat umum. Sementara De Bono tidak menggali ke dalam namun memicu orisinalitas dari sebuah persolan dia lebih banyak mendorong konstruksi pemikiran baru yang sangat berbeda.

Dalam Berpikir lateral (Lateral thinking) sering digunakan untuk memecahkan masalah dengan pendekatan yang berbeda. Tidak seperti pendekatan berpikir vertikal, yang memecahkan masalah dengan berpikir logis dan  selalu benar setiap langkah, lateral thinking menggunakan pendekatan yang sama sekali baru. Berpikir logis untuk sementara disingkirkan, ide-ide dihasilkan dengan mengatur ulang informasi secara spesifik dengan pola direstrukturisasi. Sebagai contoh untuk membedakan dalam konsep berpikir vertical dan lateral contoh, seseorang, sebut saja namanya A, menggali sumur. Setelah menggali sampai kedalaman empat meter, ia belum menemukan air. Ia memutuskan untuk menggali lebih dalam. Kemudian di kedalaman lima meter, ia menemukan air. Ketika si A memutuskan menggali sumur lebih dalam dan menemukan air pada kedalaman lima meter, ini menandakan bahwa dia menggunakan pola pikir secara vertikal. Yakni dia berhasil menemukan air dengan cara menggali sumur yang lebih dalam.

Sementara berpikir vertikal berbeda dengan lateral thinking. Dalam contoh si A menggali sumur sampai ke dalaman empat meter dan belum menemukan air, maka ia memutuskan untuk berhenti menggali. Dan ia memutuskan untuk menggali sumur pada lokasi yang baru dan menemukan air di kedalaman tiga meter. Ini adalah konsep menggunakan pikiran lateral.


Model berpikir lateral hakikatnya prinsipnya, adalah melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Masalah tidak dipecahkan dengan metode yang sama dengan metode secara umum. Metode lama ditinggalkan dan metode baru dicoba. Dalam model Lateral thinking bukanlah suatu pola alamiah. IModel ini merupakan cara kerja pikiran, diamana bila pikiran menerima informasi maka informasi tersebut akan membentuk suatu pola. Kenudian bila pola telah terbentuk dan pola itu kuat, maka pola itu akan cenderung diikuti dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Dalam metode dan cara kerja pikiran ketika pikiran menerima metode tertentu dalam memecahkan masalah dan metode itu sering digunakan, maka pola itu akan terbentuk. Disini respon pikiran ketika masalah baru muncul, maka masalah akan dipecahkan dengan metode yang sama yang telah dibentuk oleh pola pikiran. Dalam lateral thinking dijelaskan beberapa teknik untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan baru untuk menyelesaikan masalah. Namun walaupun tekniknya berbeda, pada hakikatnya, pola tersebut sudah eksis direstrukturisasi dengan mengatur informasi secara spesifik untuk menghasilkan berbagai solusi yang kreatif dan tidak bersifat vertical.

Secara nyata ide ide baru tidak otomatis dapat memecahkan berbagai masalah, disini diperlukan proses berpikir lain sehingga ide atau gagasan baru dapat diimplementasikan dan memberi solusi untuk memecahkan masalah secara baik. lateral thinking bukan proses berpikir yang alami, namun berpikir lateral dan tidak terlalu sulit. Prinsip-prinsip lateral thinking akan menghasilkan ide-ide baru untuk memecahkan masalah dalam organisasi, lembaga kemasyarakatan bahkan berbagai masalah dunia sebagai upaya menemukan solusi terbaik. Salam Leadership. (FM)

Post a Comment

Form WhatsApp

NB : Tidak semua perangkan mendukung sistem Pendaftaran dengan form ini, jika anda mendapatkan masalah klik - Hubungi Kami!

Kirim